Ini cara saya agar tidak
belepotan membuat awalan sebuah tulisan. Saat mendadak gelap terhadap apa yang
hendak ditulis. Pinginnya nulis, eh malahan setelah membuka lembar kosong, yang
mau dituliskan ikut melompong. Sialkan jadinya.
Mulai saja. Kemungkinan yang saya
lakukan membuka facebook. Sudah tau
kan tempat macam ini isinya apa saja. Dan itu bisa menyulut ujung-ujung jari
untuk otomatis menekan tombol keyboard
tanpa diperintah. Yah, mirip hukum fisika tentang aksi dan reaksi. Dan saya
rasa yang menggerakkan jemari Anda, saya tidak tahu. Mungkin Anda sendiri yang
mengetahuinya.
Ini mumpung saya nemu, maka saya
tulis dulu saja. Iya ya, apa yang terjadi banyak tahun kedepan. Kian hari asap
tambah gencar mengepul. Asap dari knalpot, corong-corong pabrik, bahkan dari
mulut Anda. Saya tidak habis pikir, ketika ingin menikmati helaan napas panjang
yang segar, harus merogoh kocek terlebih dahulu. Wah, bisa gawat.
Selain itu, untuk bisa menikmati
ranum hijau tumbuh-tumbuhan juga harus mengucurkan dana yang bisa jadi tidak
murah. Saat saya dan Anda sudah mulai enggan untuk menanam. Yang ada tanaman
malah dibalak. Yang untuk inilah, itulah, ini itu yang lah lah, atau apalah. Yang
menggelitik, kalau pohon ditebang karena alas an untuk keselamatan.
Belum lagi kalau-kalau kisah air
tak lagi mengalir dari tempat tinggi menuju tempat yang lebih rendah. Melainkan
dari lembah kepuncak bukit orang-orang berduit. Sungguh pilu ngilu alias
madesu. Mending kalau sudah gini, jangan hidup untuk masa yang akan datang. Nikmati
saja hidup Anda saat ini. “Anak cucu tak seberapa memikirkan kita, kenapa kita
harus memikirkan mereka,” Itu yang menyesaki
kepala, mungkin Anda.
Sudah dulu temuan pertama saya. Selain
membuka facebook,saya kerap juga
mengambil buku sekena-kenanya. Membolak-balik lembarannya. Kali aja ada yang
nyambung. Tak jarang kisah konyol menjadi topik tulisan saya. Lantaran yang
saya dapati adalah majalah anak-anak milik keponakan saya. Tapi itu tidak jadi
soal. Yang penting nulis dulu saja.
Mungkin sms beberapa orang kawan juga
bisa memantik bara api menulis. Kalau saya iya, bisa. Karena kawan-kawan saya
itu mengandung unsur keunikan alami. Jadi sering pula menghiasi cerita-cerita
saya.
Bisa juga dengan jalan-jalan
sejenak. Menikmati dan mengamati lingkungan yang ada. Tidak ada yang bakal tahu
berjubel misteri unik yang bisa diceritakan sebelum mencoba. Syaratnya hanya
satu, pikiran harus selalu diselimuti rasa humor. Ingat, bukan kritis, tapi
humor dengan ejaan humor. Bingung? Sama.
Itu hanya beberapa saja. Sebab saya
masih harus segera menuntaskan sarapan saya sebelum njebeber. U knowlah, logika gak jalan tanpa logistik. Buat Anda-anda,
temukan sebanyak mungkin cara-cara itu. Dan silahkan dibagi dengan saya. Karena,
sejujur dan sebenarnya, tidak ada alasan untuk tidak ada ide untuk ditulis. Itu
saja.