Bayangkan ini adalah waktu bebas. Dan sedikit bodoh. Tapi biarkan imaji Anda untuk liar. Saya dan Anda bebas untun membayangkan segala keinginan, cita, dan mungkin harapan. Apa yang Anda inginkan? Mobilkah. Naik kapal pesiar, lalu karam. Punya cewek cakep. Punya duit banyak. Atau ingin mati berdiri.Ini giliran saya berfantasi. Saya ingin menjadi sehelai handuk. Aneh ya? Iya emang kedengaran sedikit geje. Tapi itu pilihan saya.
Mula-mula fantasi ini muncul ketika saya sehabis mandi di kala agak malam. Kelelahan sehabis main futsal. Kurang tidur dan sedikit makan. Otot di punggung serasa nyantol entah seperti ditarik-tarik. Tapi itu tak akan membunuh, jadi saya bisa bertenang saja.
Lelah rasanya. Lunglai. Kalau saja saya merebahkan badan ke kasur, sudah barang pasti saya melayang-layang kealam mimpi. Saraf yang ketugasan menjaga kelopak mata, serasa menarik-narik untuk segera menutup rapat-rapat. Beberapa pesan yang dikirim otak kejemari untuk saya ketik tak sepenuhnya bisa keluar. Bebrapa nyangkut di sendi dan tengkorak.
Tapi itu semua tak menyurutkan niatan saya yang tinggal beberapa watt untuk membuat sebongkah tulisan. Dan mohon maklum saja kalo-kalo tulisannya emang seperti ini jadinya. Oia, ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa saya berhayal untuk menjadi handuk.
Handuk. Apa hebatnya. Bukankah hanya untuk mengeringkan badan setelah mandi atau apapun yang berhubungan dengan basah-basah. Atau resep saya untuk mengeringkan cidi ketika kkn dulu. Hanya Amalia, Sopyan, dan Ipank yang tahu. Ini rahasia kalo kepepet.
Bentar. Saya makan dulu. Lapar sudah merebak.
Lanjut. Gini alasan saya mengaapa ingin menjadi handuk. Memang handuk untuk mengeringkan badan setelah mandi. Tapi, kalau handuk itu dipakai untuk mengelap seluruh tubth seorang Chelse Olivia, siapa yang gak kesengsem. Asalkan saja tidak untuk mengelap Budi Anduk. Yeyeye…
0 komen:
Post a Comment