Kena Tipu

0 komen


Harinya sabtu malam. Bertempat di jalan apa gitu, saya lupa. Dihelat sebuah diskusi kecil-kecilan. Tajuknya bedah buku yang dikemas diskusi santai lesehan di Kampung Baca. Saya juga lupa nama si penulis buku dan pengelola kampung baca yang penuh kesederhanaaan itu. Yah, momentum itu dimeriahkan sekira 27 para pegiat olah logika. Saya tidak masuk diantaranya. Karena saya tak cukup energi untuk mengaktifkan logika.

Boleh dikata jam karet, uwelek, ramutu, bekicooooot buat saya yang datang tiga puluh menitan menjelang acara itu usai. Mulanya saya ragu. Saya sudah sampai lokasi yang diacu. Tapi jam sudah agak larut untuk sebuah helatan acara. Akhirnya saya hanya memutuskan niat balik kompas sesampai di parkiran saja

Tulungi Brey

0 komen

Mungkin Anda bisa bantu saya. Saya butuh mesiu untuk meledakkan guci permasalahan yang sering mengungkung saya. Ini ceritanya. Kala saya membuat tulisan yang isinya clometan kayak gini, mudahnya bukan main. Kata demi katanya mengalir deras. Segampang kawan saya Uje melakukan ce el setelah ce efan. Lain halnya ketika saya hendak membuat tulisan yang agak serius. Dua rius atau tiga rius mungkin. Sulitnya minta ampun.

Kalau-kalau, jadinya amburadul. Saya sendiri saja mrecing-mrecing membacanya. Cat cet cot gak nyambung dengan karep yang saya gadang. Nah, jika sudah kepalang basah seperti ini, mau apa lagi coba. Mana mungkin saya bisa memperbaiki tatanan perekonomian kantong saya. Puh, rasanya jiamput tenan.

Cek-ecek

0 komen
Ini kadang bikin saya hepi. Ketika lagi nganggur soro duduk termenung di lungguhan bermaterial adukan semen dan pasir yang kokoh dan keras. Tiba-tiba serentetan lantunan lagu yang saya kenal mendendang merayapi telinga. Liriknya mengaitkan puing-puing ingatan yang mulai memudar. Merayu saya berelegi sambil berdansa mesra dalam imaji. Asik beut.

Kalau sudah begini, saya tak peduli amat. Yang penting ada bunyi-bunyian yang rela berkeliling menemani kesendirian. Sebuah elegi yang mendengung dari pojokkan barisan komplek ukm. Meski tak jarang liriknya tiba-tiba putus. Timbul tenggelam seraya napas yang terseok-seok dipaksakan. Atau lantas lupa lirik berikutnya. Asoy brey.
 
Copyright 2009 Nulisae ning kene
BloggerTheme by BloggerThemes | Design by 9thsphere