
Lalu rasa penasaran saya tak berujung
sampai kucek-kucek mata saja. Saya menyetel PC lalu menyambungkanya ke
internet. Ritus sakral saya dengan tuhan kecil bernama google yang sudah
terjalin intim, semakin memudahkan saya dalam menumpas persoalan-persoalan.
Termasuk untuk menjawab perihal cokelat.
Jreng-jreng...tak lama loading munculah ayat-ayat al-google
yang menerangkan kepo saya. Perlahan tapi pasti, saya mengkhatamkan beberapa
ayat. Merasa itu baik—dan pastinya selalu baik—maka saya menyambungkan ayat itu
ke dinding emperan faceebook. Entah
penting atau tidak, bagi saya tak masalah. Yang jelas saya yakin ada yang
selalu memantau halaman facebook
saya. Dan sungguh saya yakin dia akan membacanya.
Oia, hampir lupa. Ini yang saya dapat
diantaranya dari beberapa potong ayat al-google; “Orang dengan mata cokelat
cenderung lebih bersosial dan oleh karena itu dia tidak pernah terpengaruh oleh
kebutuhan materialistik atau perilaku.” Bagi saya, itu ada benarnya. Tapi tidak
selalu. Hanya pada ruang dan waktu tertentu saja.
Saya paling suka bagian yang ini; “Mereka benar-benar sangat dekat dengan alam. Mereka
benar-benar independen dan bermental tangguh. Orang-orang yang memiliki mata cokelat
kebiasaanya sangat menarik, manis dan suka berteman terlebih teman-teman baru.
Mereka sangat handal dan akan melakukan apa pun untuk orang-orang yang 'khusus'
dalam kehidupan mereka. Individu bermata cokelat tidak diragukan lagi sangat
baik dalam mencintai maupun menghibur orang lain.”
Saya tidak peduli jikalaupun itu hanya
bualan semata. Hanya untuk membesarkan hati para pemata cokelat. Yang jelas
hati saya sudah terlanjur membengkak. Jadi kian apatis saja perkara benar salah
potongan ayat itu.
Oke deh, saya tak segila itu. Yang
mudah terbuai dengan kata-kata manis dan seutas kebaikan. Buat saya semua itu
tak lebih dari intermezo belaka. Terang saja, yang jawab juga tuhan
kecil—google. Maklum lah kalau banyak bercanda. Yang penting heppy.
Tunggu, nampaknya belum selesai. Masih
ada lagi temuan saya, bocoran dari kitab al-google. ”Para peneliti dari Charles University, Republik
Ceko, baru-baru ini membuat penelitian yang membuktikan siapa orang yang paling
dapat dipercaya. Riset ini menyebutkan, orang-orang bermata
cokelat memiliki kelebihan dari orang-orang dengan warna lainnya, yaitu dapat
memegang kepercayaan dengan lebih baik.
Saya rasa ini
juga ambigu. Beberapa kawan saya bermata cokelat. Tapi ya gitu, tahu sendirilah
tabiatnya. Pun juga yang bemata hitam. Ehm, tak banyak beda pula. Makanya, ini
tuhan kecil yang sesat. Percaya ya silahkan, gak percaya juga gak ada paksaan.
Namanya juga iseng.
Hitam,
cokelat, biru, merah, dan apapun itu, hanyalah masalah warna. Jadi perkara
selera saja. Suka atau tak suka. Kalau hubungannya sama ini itu, yang katanya
begini-begitu, ya sepiawai sang penarik benang merah saja. Sesuka udelnya mau
nuliskan apa. Itu gawatnya. Maka, sia-sia saja Anda buang-buang waktu ngebaca
tulisan saya ini. Intinya jelas, tidak ada intinya. Tapi jika Anda sedang punya
banyak alokasi waktu yang ingin dibuang, ya mampir-mampir saja pada tulisan
saya yang lain. Dan jangan takut menyesal!
0 komen:
Post a Comment