Perkasuran

Mengapa ya, saya tidak cakap dalam hal tidur? Kerap kali saya harus terbangun tiba-tiba. Kalau tidak begitu, suara sekecil apapun juga mengusik tidur ini. Waktu tidur yang teramat pendek. Biasanya orang betah melek itu kuat juga dalam hal tidur. Tapi ada apa dengan saya. Bius, mana obat bius.


Ketika keponakan saya minta antar ke sekolah, sebelum saya dibangunkan, saya pasti sudah tersadar duluan. Dan, hanya saja saya pura-pura masih tidur. Lalu mengageti mereka melalui beberapa gerakan mendadak.

Heran bukan kepalang saya ini. Tidur saja bermasalah. Saya masih ingat saat tidur bareng sodara laki-laki saya. Dalam hitungan detik, lenyap sudah kesadarannya. Menyisakan dengkur yang beberapa kali mesti saya tendang-tendang biar mandek. Saya selalu iri waktu itu. Kok bisa, padahal dia siangnya sudah molor sampek kayak ban. Begitu mambu kasur, blek...ngroog...ngroog.

Pokoknya, saya sedang bermasalah dengan tidur. Beberapa waktu lalu ingin berusaha tidur lebih lama. Agar bisa menemukan mimpi. Katanya hanya orang yang punya mimpi berarti hidupnya sukses. Malahan saya sempat buat semacam catatan tolol juga tentang mimpi ini. Tapi  hingga sekarang belum kesampaian juga.

Lalu, lain kesempatan lagi, saya kapok tidur. Trauma. Pasalnya, mimpi yang aneh-aneh kerap menyatroni tidur saya. Hingga saya benar-benar phobia untuk tidur. Apesnya, saya dibikin megap-megap saat terbangun. Ada yang ngerjai saya dalam mimpi, sial sekali kan. Melebihi uji nyali yang di tipi-tipi kelir. Berulang kali harus mengubur cita tidur lelap sepanjang malam. Apes.

Padahal tak lupa saya selalu merapal doa sebelum tidur. Dan selalu saya lengkapi dengan beberapa bacaan japa mantra yang saya yakini bisa menenangkan diri. Kecuali jika saya mengingini ada sesuatu yang mampir dalam tidur saya, maka saya sengaja tidak memanjatkan doa. Dan itu sama-sama tidak memanjakan tidur saya.
Kasur empuk muat untuk tiga orang saya tiduri seorang diri. Rangkap dua malah kasur busa saya. Bantal empuk berjajar sisa-sisa, malahan kaki saya bantali juga. Si Panda sering rela menopang punggung kaki saya. Pokoknya sangat layak lolos SNI lah. Tapi kok ya gitu faktanya.

Siapa diantara Anda yang cekatan dalam urusan perkasuran ini? Boleh dong bagi-bagi trik dan tips biar saya dapat beristirahat dengan tenang. Bukan RIP loh. Konon katanya, tidur berpengaruh pada kesehatan. Nah, kalau saya tidurnya acak-acakan, kapan saya memiliki sebuah kesehatan. Sehat jiwa raga. Mungkin nampaknya saja raga saya sehat, namun tidak dengan jiwanya, koplak.

Jadi ingat lagu empat sehat lima sempurna, bagian akhirnya, “...Badanku sehat jiwaku koplak.” Eh salah ya... salah dalam lirik, benar dalam diri saya.

Sudahlah, saya panggil saja Tuhan kecil, google. Kali ini apa yang akan saya dapat? Treng teng teng... ini dia. “Jaman dahulu kala orang tidur memakai bantal kayu atau batu atau bahkan tidak memakai bantal. Sekarang aja enak, orang tidur pakai yang empuk-empuk.” Waduh, siapa bilang tidur pakek bantal itu enak. Sesat pikir artikel ini, WTB. 

Apa lagi yang ini, “Saat tidur yang baik adalah jam 20.00 WIB - 01.00 Pagi. Selanjutnya 01.00-04.00 digunakan untuk belajar, pukul 04.00 - 06.00 untuk olahraga, dan seterusnya.” Sangat bertolak belakang—depan, samping, atas, bawah—dengan hidup saya.

Rupanya kali ini Tuhan sengaja memberi cobaan pada saya. Memberikan jawaban-jawaban konyol pada masalah saya. Biarlah, memang kadang googel juga idiot. Atau jangan-jangan yang posting artikel di googel adalah orang macam saya. Kurang tidur dan masih dalam keadaan koplak jiwa.

Sudah deh, saya akan belajar untuk tidur yang baik dan benar. Selamat tidur ulang.

0 komen:

Post a Comment

 
Copyright 2009 Nulisae ning kene
BloggerTheme by BloggerThemes | Design by 9thsphere